NPK-NEWS - Kamis 28 Oktober 2021 Pemerintah Nagari Pauh Kambar, Kecamatan Nan Sabaris mengadakan Musyawarah Nagari tentang Strategi Konvergensi Penanggulangan dan Pencegahan Stunting dan juga rembuk stunting sebagai salah satu tahap perencanaan nagari untuk Rencana Kerja nagari Tahun 2022. Musyawarah nagari dalam Penanganan Stunting ini dilaksanakana karena hasil riset nasional selama 10 tahun terakhir belum menunjukkan adanya perubahan yang berarti, dan Juga Program Stunting masih menjadi Rencana Jangka Menengah Nasional. Selaras dengan amanah Undang-Undang 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Musyawarah Nagari Rembuk Stunting dibuka oleh Camat Nan Sabaris Bapak Wirson, S. Sos. MM, yang dihadiri oleh anggota bamus, Pendamping desa, Kader Pemerdayaan Manusia, Ketua dan anggota PKK serta Kader Posyandu, dan anggota LPM serta Perangkat Nagari.
Dalam motto Rembuk Stunting dengan “ MELALUI KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING KITA WUJUDKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG UNGGUL MENUJU INDONESIA MAJU ”, ayo benahi tatanan penanganan Stunting yaitu 1000 hari bayi kelahiran, “ ujar M. Nur, S. Pd selaku Wali Nagari Pauh Kambar.
Kader Posyandu dan Balita yang telah berupaya semaksimal mungkin pencegahan stunting di Nagari Pauh Kambar. Untuk tahun 2022 memang banyak terpending karena BLT Dana Desa untuk penanganan stunting. Mudah mudah untuk tahun depan bisa terfokus dengan Program Stunting dan diharapkan para kader Peran aktif para kader dalam pencatatan bayi 100 hari kelahiran.
Adapun hasil rembuk stunting yang nanti akan diharapkan masuk diusulan musyawarah nagari adalah
Pelatihan Kader BKB
Peningkatan Posyandu pengadaaan Timbangan Bayi
Pengadaan APE luar dan APE dalam sesuai usia 0- 2th
Rembuk stunting
Pelatihan Membuat makanan tambahan bagi bayi
Pelatihan / orientasi untuk kesehatan reproduksi untuk remaja
Pelatihan pencegahan anemia dan penyakit menular
Operasional RDS
Operasional KPM
Ibu Nurmi, S. Pd selaku sekretaris PKK Pauh Kambar Hilir menyampaikan masih banyak problem terkait dengan penanganan balita dan ibu hamil di Nagari seperti kurang paham nya ibu hamil dalam hal jaminan kesehatan bagi ibu hamil dan Balita, juga dalam penyajian Makanan Tambahan yang masih monoton, sehingga perlu ada pelatihan membuat makanan tambahan Balita.
Editor: Ricky